Friday, July 27, 2007

I WILL MOVE THE ROCK

I WILL MOVE THE ROCKAuthor: Unknown
A man was sleeping at night in his cabin when suddenly his room filled with light and the Savior appeared. The LORD told the man he had work for HIM to do, and showed him a large rock in front of his cabin. The LORD explained that the man was to push against the rock with all his might.
This the man did, day after day. For many years he toiled from sun up to sun down, his shoulders set squarely against the cold, massive surface of the unmoving rock, pushing with all his might. Each night the man returned to his cabin sore and worn out, feeling that his whole day had been spent in vain.
Seeing that the man was showing signs of discouragement, Satan decided to enter the picture by placing thoughts into the man's mind such as: "You have been pushing against that rock for a long time, and it hasn't budged. Why kill yourself over this? You are never going to move it."
Thus giving the man the impression that the task was impossible and that he was a failure, these thoughts discouraged and disheartened the man even more. "Why kill myself over this?" he thought. "I'll just put in my time, giving just the minimum effort and that will be good enough."
And that he planned to do until one day he decided to make it a matter of prayer and take his troubled thoughts to the GOD. "LORD," he said, "I have labored long and hard in your service, putting all my strength to do that which you have asked. Yet, after all this time, I have not even budged that rock by half a millimeter. What is wrong? Why am I failing?"
To this the LORD responded compassionately, "My friend, when I asked you to serve me and you accepted, I told you that your task was to push against the rock with all your strength, which you have done. Never once did I mention to you that I expected you to move it. Your task was to push. And now you come to me, with your strength spent, thinking that you have failed. But, is that really so? Look at yourself. Your arms are strong and muscled, your back sinewed and brown, your hands are callused from constant pressure, and your legs have become massive and hard. Through opposition you have grown much and your abilities now surpass that which you used to have. Yet you haven't moved the rock. But your calling was to be obedient and to push andto exercise your faith and trust in My wisdom. This you have done."
"I, my friend, will move the rock," says the LORD.
At times when we hear a word from GOD, we tend to use our own intellect to decipher what He wants, when actually what GOD wants is just simple obedience and faith in HIM...
"By all means, exercise the faith that moves mountains; but it is still GOD who moves the mountain."
GOD Bless Us

Saturday, June 23, 2007

Rahasia si Untung

Ada artikel bagus dari email email yang sudah makin jarang di buka

Rahasia si Untung

Kita semua pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, dont worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.
Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesan nya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.
Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?
Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini". Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "berhenti menghitung sekarang dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!" Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.
Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:
1. Sikap terhadap peluang.
Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?
Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.
Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: "Mr. Buffet!" Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.
2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.
Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani" (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "gut feeling".
Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan. Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.
Banyak teman saya yang bertanya, "mendengarkan intuisi" itu bagaimana?
Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu?
Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan.
Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran denger suara.
Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya: - Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. "Gue kok tiba2 deg-deg an ya, mau dapet rejeki kali", semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi. - Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.
3. Selalu berharap kebaikan akan datang.
Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.
4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.
Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: "wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit". Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus.
Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.
Sekolah Keberuntungan.
Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School.
Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat "Luck Diary", buku harian keberuntungan. Setiap hari, peserta harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.
Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.
Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, mereka semakin sadar betapa beruntungnya mereka. Dan sesuai prinsip "law of attraction", semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.
Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk termans semua.
Siap mulai menjadi si Untung?

Saturday, April 28, 2007

Deep condolence ...

Berita duka datang dari seorang teman. Papa tercintanya meninggal dunia dini hari tadi.
Turut berduka cita sedalam-dalamnya. Baru kemaren sore ke rumah sakit buat nengokin, pagi-pagi dapat sms sudah meninggal dengan tenang.

Dalam hidup ini memang tidak pernah ada kepastian. Hanya ada satu yang pasti, setiap manusia yang hidup ini pasti akan meninggal. Tinggal kita bertanya pada diri sendiri, jika saat ini kita di panggil oleh Tuhan, apa yang sudah kita siapkan untuk orang-orang tercinta yang berada di sekitar kita? Apa saja yang sudah kita kerjakan sehingga mereka dapat melepas kepergian kita dengan kenangan yang indah dan bukan mengingat hutang kita yang masih harus di selesaikan dan lain sebagainya.... karena siap atau tidak siap jika Tuhan sudah berkenan Dia kita tidak bisa menolaknya. Jadi ingat persan Tuhan berjaga-jagalah karena kamu tidak akan tahu kapan saat itu tiba..Apakah kita sudah siap? Apakah kita sudah berjaga-jaga?

Thursday, April 26, 2007

Happy Wedding Anniversary

Beberapa orang memiliki sesuatu untuk diucapkan, sedangkan yang lainnya merasa harus mengucapkan sesuatu. Tipe yang manakah Anda?

Happy Wedding Anniversary for Cika and Ayao... God Bless you and your family.

Saturday, April 21, 2007

Payung

Bongkar-bongkar email bebersih dari email2 lama nemu sebuah email yang hampir terlupakan
sebuah email dari seorang teman yang sedang berada dibelahan bumi yang lain. Email yang bagus buat perenungan

Musim semi telah sampai di belahan bumi eropa ini. Sinar mentari yang begitu hangat mulai membuat banyak orang bahagia. Namun, seringkali hujan pun turun dan mengacaukan semuanya. Suasana yang tadinya cerah dan ceria digantikan oleh kesal dan perasaan sebal. Saat saat seperti inilah, kita mulai mencari dan menggunakan payung ataupun jas hujan agar tidak basah ataupun jatuh sakit. Kebanyakan orang tetap memilih payung dan mereka tetap membawanya kemanapun mereka pergi sebagai persiapan. Akan tetapi, pernahkah kita memikirkan tentang payung tersebut ? Biasanya saat kita membutuhkannya, kita akan mencarinya dan membawanya kemanapun kita pergi. Namun bila musim sudah berganti, seperti sudah musim panas, kita pun meletakkannya di pojok-an dan meninggalkannya sendirian. Tak jarang kita malas mencari payung yang telah kita miliki sebelumnya dan berakhir dengan membeli sebuah payung yang baru. Analogi tentang payung ini seringkali mirip dengan apa yang terjadi dalam hidup kita. Di jaman sekarang ini, semakin banyak orang yang menggunakan sistem "payung" ini untuk orang lain, baik itu teman, keluarga, ataupun rekan kerja dan lain sebagainya atau mungkin pada Tuhan. Seringkali dengan atau tanpa sadar, kita pun mungkin sering mempraktekkan prinsip payung ini. Saat kita merasa basah dan takut oleh hujan (masalah) kita sering meminta bantuan pada orang lain atau dekat dengan orang itu, namun saat kita biasa saja atau dalam kondisi bahagia dan tercukupi, kita melupakan payung kita itu dan menyimpannya di pojok ruangan yang berdebu dimana ia tidak menganggu pandangan mata kita lagi. Mungkin tidak semua orang memperlakukan payung seperti itu, ada yang masih menyimpannya dengan baik-baik dan tetap menggunakannya di tahun-tahun berikutnya. Tidak jarang banyak payung yang rusak saat dipakai, entah karena angin yang kencang ataupun faktor yang lain, dan setelah rusak, apalah fungsinya ? Selain dibuang dan diletakkan di keranjang sampah. Hampir tidak pernah ada orang yang tetap menggunakan payung yang telah rusak ataupun memperbaikinya. Biasanya mereka berganti dengan payung yang baru dan mencari yang lebih baik lagi, yang mungkin lebih tahan angin atau mungkin badai sekalipun. Apakah kita sudah memiliki payung yang dapat melindungi kita dari hujan atau badai ? Apakah kita akan tetap menggunakannya di masa-masa yang akan datang atau akan beralih ke payung yang lainnya ? Setelah tahu begitu besar jasa payung untuk kita, mungkin ada baiknya kita merawat payung-payung yang kita miliki dengan lebih baik.
Aachen, 17. Mai 2006-jay-

Saturday, April 07, 2007

Happy Easter

HAPPY EASTER

Hanya debulah aku,
Di alas kaki Mu, TUHAN
Hauskan titik embun, sabda penuh ampun
Tak layak aku tengadah, menatap wajahMu
Namun tetap ku percaya maha rahim Engkau
Ampun seribu ampun,
Hapuskan dosa dosaku
Segunung sesal ini, ku hunjuk pada Mu


Ga kerasa yah udah Easter lagi.. gua paling suka sama lagu di atas mengingatkan gua bahwa kadang kita sering lupa diri dan dengan menyediakan waktu buat merenung dan melihat semua dosa yang kita sudah kita lakukan, kita jadi diingatkan untuk tidak berbuat kesalahan yang sama lagi di waktu yang akan datang.
Time flies so fast. Easter kali ini di sebuah TV swasta ada sinetron yang bagus yang ceritanya banyak mengenai kasih. Dari kecil kita di ajarkan untuk saling mengasihi.
Kasih itu lemah lembut, kasih itu sabar, kasih itu murah hati, kasih itu memaafkan... kasih itu tidak menuntut balasan..
Tapi kadang sulit sekali untuk bertahan pada makna kasih yang seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. Sering kali kita menanamkan kasih dengan syarat, kalau dia berubah seperti ini pasti aku bisa lebih sayang sama dia, aku cape sama dia, aku sudah berkorban demikian banyak sama dia tapi dia tidak menunjukkan sedikitpun rasa terima kasihnya......, kadang sampai ke anak kecil pun kita sering menanamkan wah kalau kamu nakal begini, siapa yang mau sayang sama kamu, ga boleh nakal biar di sayang sama semua orang.. loh kok begitu yah.. padahal kita di ajarinnya kasih itu tidak menuntut balasan...memang susah menerapkan kasih seperti itu... kemaren waktu menonton sinetron itu ada satu bagian yang bring me back to the past.. pada saat Cristian bilang, "Aku tau ini bukan salah dia, dan aku tau kalau perasaan ini salah, tapi kenapa aku susah banget buat memaafkan dia, Bapa maafkan aku," (yah kurang lebih begitulah kata-katanya) Memaafkan memang bagian yang paling tersulit.

Forgotten but not forgiven. Dulu ada saatnya merasa, salah gua apa sih, kok bisa-bisanya dia berbuat seperti itu dan lain sebagainya ada saatnya di mana rasa benci itu begitu hebatnya bertahata di dalam hati ini..
That's why I always said that I'm ordinary people, doing ordinary things.... tapi hidup ini adalah pilihan.. lifes goes on...... gua ga bisa berbuat apa-apa lagi karena memang itu yang terjadi.. dan terus terang keputusannya, walaupun tidak sejalan dengan keinginan gua, sudah terjadi dan tidak bisa gua ubah lagi, so mau gimana juga hidup akan terus berjalan, benci boleh, sebel boleh, kecewa boleh, sedih boleh, dan bagusnya tidak pernah ada yang melarang gua untuk menikmati semua perasaan yang ada itu, because that's the beauty of life........ hanya saja bagusnya God always reminds me jangan terus menerus diam pada satu perasaan saja.. karena semua pilihan ada di tangan kita.. Pernah baca salah satu tulisan bagus di rubik psikologi sebuah tabloid wanita,
Di dalam hidup ini selalu ada 2 jenis masalah yang kita hadapi. Pertama, masalah yang penyelesaiannya benar benar berada di luar pengaruh kita. Jadi sebesar apapun keinginan kita, tetap tidak ada kendali kita untuk mewujudkannya. Kedua, masalah dimana kita punya peluang (besar atau kecil) untuk mewujudkan solusi atau pemecahannya. Tidak ada manusia yang benar-benar bebas dari masalah, tetapi orang-orang yang terlalu bersibuk diri dengan masalah jenis yang pertama, apalagi yang meletakan kriteria sukses hidupnya ke dalam kategori pertama adalah orang mereka yang rentan terhadap stres. Contoh paling mudah adalah keinginan untuk menikah yang memang bisa terjadi karena tekanan lingkungan. Padalah siapa yang bisa menentukan dirinya akan menikah kapan dan dengan siapa? Sama seperti keiingnan mempunyai anak, kadang lingkungan sering menuntut ini dan itu, tapi semua berbalik sama Tuhan kalau menurut Tuhan belum saatnya kita hanya bisa berusaha......

Jadi inget sama seorang teman yang jauh di sana.. yang tiba-tiba melakukan international call yang cukup lama untuk menyampaikan kesedihannya... ceritanya sedih, dihianati itu memang menyakitkan.. I know how it's feel..... because I've been there before.....But time is the best healing....... Ga ada yang bisa dilakukan untuk merubah semua yang sudah terjadi.. tinggal kita berpikir apa yang harus kita kerjakan saat ini untuk membuat hidup lebih baik lagi.....kita berada di sini saat ini karena pilihan-pilihan yang kita ambil di waktu lampau.. gunakan itu sebagai pelajaran untuk melangkah ke depan.. Fokus pada apa yang bisa kita. Bersandar pada keinginan-keinginan yang kendali terjadinya tidak ada di diri kita hanyalah sumber kelemahan diri yang membuat kita makin lama makin tidak pede, merasa tidak berguna selalu sial dan lain sebagainya. Fokus pada keinginan yang bisa kita capai kalau kita bekerja dan berupaya..
GOD bless us... di mana ada kemauan dan usaha, di situ ada jalan.....

Happy easter All

Thursday, March 29, 2007

LESSONS OF LIFE

LESSONS OF LIFE

There was a man who had four sons. He wanted his sons to learn not to judge things too quickly. So he sent them each on a quest, in turn, to go and look at a pear tree that was a great distance away

The first son went in the winter, the second in the spring, the third in summer, and the youngest son in the fall. When they had all gone and come back, he called them together to describe what they had seen.

The first son said that the tree was ugly, bent and twisted

The second son said it was covered with green buds and full of promise

The third son disagreed; he said it was laden with blossoms that smelled so sweet and looked so beautiful, it was the most graceful thing he had ever seen.

The last son disagreed with all of them; he said it was ripe and dropping with fruit, full of life and fulfillment.

The man then explained to his sons that they were all right, because they had each seen but only one season in the tree's life

He told them that you cannot judge a tree, or a person, by only one reason, and that the essence of who they are and the pleasure, joy, and love that come from that life can only be measured at the end, when all the seasons are up.

If you given up when it's winter, you will miss the promise of your spring, the beauty of your summer, fulfillment of your fall.

akhirnya .. bisa juga :D

sorry .. dah lama ga up date ini blog...
parah emang..
1. gua lupa passwordnya
2. gua lupa user name nya hahahaha (just kidding)
3. gua lupa pake email yang mana waktu daftar blog ini.
ya udah .. setelah sekian lama mencoba..
akhirnya masuk juga..
so here I am..
nulis lagi deh :)