Saturday, March 26, 2005

Happy easter All

Happy easter all
Giving love to all, feeling the love of God, seeing His presence in everyone. . .that is the way to live in this world.
~Paramahansa Yogananda

Wednesday, March 23, 2005

Do what I like the most or what the other people like the most?

Seorang teman lama sms menyakan gimana kabarnya bla bla bla dan seperti biasa akhirnya berlanjut jadi panjang lebar. Dia cerita sekarang rambutnya sudah rapi, tidak lagi gondrong seperti biasa.. Sebetulnya gua sedikit heran juga.. apa yang bisa menyebabkan dia potong rambut, biasanya dengan bangganya dia berkata ga peduli dunia mau berkata apa, yang penting gua melakukan apa yang gua suka. Dia suka rambut godrong sampe maminya sendiri pun tidak bisa membuat dia memotong rambutnya, belum lagi cara berpakaian dia yang sembarangan.. dia punya prinsip ya itu tadi, peduli amat dunia mau berkata apa, gua adalah gua, gua mau melakukan apa saja yang gua suka..suatu perubahan besar ..

believe it or not, dia bilang, "rambut gua sekarang cepak, sekarang mah kalah deh kalau saingan sama lo hehehe" biasanya dia suka menggoda gua dengan bilang siapa yang cewe dan yang cowo nih, karena rambut dia selalu lebih panjang dari rambut gua.Gua tanya, kan biasanya lo bilang do what you like. Peduli amat dunia mo bilang apa selama kita suka dan menurut kita benar ya kerjakan yang kita sukai, segala sesuatu kalau kita mengerjakan hal hal yang kita sukai pasti hasilnya akan bagus.

Dia bales gini:Ada kalanya kita harus mengorbankan kesukaan kita demi kebahagian orang banyak.

Gua jadi inget sama pembahasan James Gwee di salah satu interaktif show nya yang gua denger di radio.James Gwee pernah memberikan contoh kasus seperti ini:Misal Anda hobi memasak sayur lodeh dan karena Anda suka, dan itu merupakan hobi favorit Anda, maka sayur lodeh buatan Anda itu sangat enak, semua family yang pernah makan sayur lodeh buatan Anda selalu memuji, enak.. sayur lodeh yang paling enak, sehingga mereka mendorong Anda untuk membuka rumah makan kecil yang berjualan sayur lodeh. Tapi ternyata setelah beberapa lama Anda baru menyadari bahwa pangsa pasar di sana tidak suka sayur lodeh, melainkan lebih suka dengan masakan lainnya, yang mana Anda tidak suka memasak jenis masakan itu. Kalau Anda tetap berpatokan pada kesukaan Anda, lama kelamaan restoran Anda harus tutup biarpun sebetulnya sayur lodeh buatan Anda itu enak karena tidak sesuai dengan pangsa pasar akhirnya tidak menghasilkan. Jadi dalam berbisnis harus di pertimbangkan, mengerjakan apa yang kita sukai atau mengerjakan hobi kita itu bagus, karena jika pekerjaan kita lakukan dengan senang hati akan menghasilkan sesuatu yang baik, tapi jika tidak sesuai dengan selera pasar maka itu akan sia sia saja..

Kadang sesuatu yang kita sukai belum tentu menghasilkan... kadang seperti kata teman gua tadi, ada kalanya kita harus mengorbankan kesukaan kita demi kebahagiaan orang banyak.
Sama seperti waktu gua belajar menjadi Aerobic Instructor jaman jamannya kuliah dulu, ada lagu yang gua ga suka dan dulu merasa ah nanti kalau gua dah jadi Instructor gua bisa melakukan apa aja yang gua suka ganti lagu dengan lagu yang gua suka gerakan gerakan yang gua suka ga usah terlalu berpatokan pada program dan lain lain, pada kenyataannya di awal gua ngajar dengan segudang idealisme gua, nanti gua bikin program seperti ini yang bagus buat ini itu akhirnya gua pernah merusak satu kelas karena gua mengajarkan apa yang gua suka dan apa yang gua mau tanpa memperhatikan apa yang member mau kebetulan membernya sudah agak berumur semua dan tipe tipe yang cerewet semua begitu mereka lihat duh gerakan gitu mah cape males, mereka cuma diam dan melihat gua di depan kelas.. akhirnya gua harus mengganti ke gerakan dasar yang bisa mereka ikuti. walaupun buat gua pribadi gerakan seperti itu sangat membosankan dan melelahkan .. tapi kemampuan member di kelas itu cuma sampai di situ ga bisa gua paksain buat jadi advance class...

what do you think guys? Kalau gua bisa milih sih.. lebih baik mengerjakan apa yang gua sukai dan menghasilkan.. tapi jika ternyata apa yang kita sukai tidak menghasilkan.. sementara di sana ada peluang yang lebih, dan kalau kita mau belajar pasti bisa mengerjakannya.. tapi kita ga suka.... haruskah kita tetap berpatokan pada apa yang kita sukai dan melepaskan semua peluang yang ada?

If it were me.. For me, there's a price for everything.. and i will ask to myself.. do you willing to pay the price? if you are willing to pay the price... go for it.. if not.. just stay where ever you are....

Tuesday, March 22, 2005

KEBAHAGIAAN ADALAH SEBUAH PILIHAN

setelah sekian lama absen dari blog.. wow kalau di itung2 udah berapa bulan ga update yah.. thanks buat semua yang masih suka berkunjung walaupun blognya sudah lama tidak di update, really nice to know that someone still waiting this blog to be updated.. thanks folks..

KEBAHAGIAAN ADALAH SEBUAH PILIHAN

Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki "Sang Jenderal Penakluk" oleh rakyat.

Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.

Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang."

Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos… Ternyata sisi gambar yang muncul!

Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha… dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan lawan yang berlipat-lipat banyaknya.

Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita."

Sang Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata kedua sisinya adalah gambar…

Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia. Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri.

Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif. "The most proactive thing we can do is to 'be happy'," begitu kata Stephen R. Covey dalam buku 7 Habits-nya.

Be Happy!